KALIMANTAN UTARA, KTV – Suku Tidung, salah satu suku asli yang mendiami wilayah Kalimantan Utara, memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai. Mereka tersebar di Kabupaten Nunukan, Malinau, hingga wilayah perbatasan seperti Pulau Sebatik dan Tarakan. Bahkan, eksistensi suku ini juga ditemukan di negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Sebagai masyarakat adat yang masih memegang teguh nilai-nilai leluhur, suku Tidung dikenal dengan beragam tradisi, termasuk seni musik, kerajinan tangan, dan tarian tradisional yang disebut Tari Jepen. Tarian ini bukan hanya ekspresi seni, tetapi juga cerminan jati diri dan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Asal Usul dan Penyebaran Suku Tidung
Menurut kepercayaan masyarakat Tidung, nenek moyang mereka berasal dari daratan Asia dan mulai bermigrasi ke wilayah Kalimantan sekitar abad ke-5 hingga 1 SM. Mereka diyakini pertama kali mendarat di kawasan pesisir timur Kalimantan Utara, tepatnya di daerah Labuk dan Kinabatangan, sebelum akhirnya menyebar ke wilayah seperti Tarakan, Nunukan, dan Pulau Sebatik.
Mata pencaharian tradisional suku Tidung pun masih terjaga hingga kini, mulai dari bertani, melaut, hingga membuat kerajinan tangan. Mereka juga tetap memelihara adat istiadat dan kepercayaan leluhur yang menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tari Jepen: Simbol Kegembiraan dan Persatuan
Tari Jepen adalah salah satu simbol budaya paling dikenal dari suku Tidung. Tarian ini menggambarkan suasana keceriaan dan kegembiraan melalui gerakan kaki dinamis yang mengikuti alunan musik tradisional. Uniknya, tarian ini diciptakan oleh seniman lokal, Datu Norbeck, pada tahun 1995 di Sanggar Budaya Tradisi (SBT) Paguntaka, Kota Tarakan.
Lebih dari sekadar hiburan, Tari Jepen memiliki nilai filosofis mendalam. Ia menjadi media penguat rasa kebersamaan, solidaritas sosial, serta penghormatan terhadap alam dan budaya lokal. Tarian ini biasa ditampilkan dalam berbagai kegiatan adat, mulai dari pernikahan hingga acara kumpul keluarga besar.
Penari Tari Jepen mengenakan kostum khas perpaduan Melayu dan unsur Islami, dengan selendang dan busana berwarna cerah. Riasan yang sederhana menampilkan kesan anggun dan bersahaja, sementara musik Tingkilan menjadi pengiring utama dalam pertunjukan.
Menjaga Warisan Budaya untuk Masa Depan
Suku Tidung adalah contoh nyata masyarakat adat yang mampu menjaga identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi. Dalam dunia yang semakin terhubung secara global, pelestarian tradisi seperti Tari Jepen menjadi penting untuk memperkaya mozaik kebudayaan nasional.
Melalui pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal, kita tak hanya merawat warisan leluhur, tetapi juga ikut serta dalam memperkuat keberagaman dan kebinekaan Indonesia. Dengan terus mendukung upaya pelestarian budaya suku Tidung, kita turut menjaga nyala identitas bangsa untuk generasi mendatang.