Rupiah Berpeluang Menguat Didukung Harapan Kesepakatan Perdagangan AS-UE

JAKARTA, KTV – Nilai tukar rupiah berpotensi mengalami penguatan seiring munculnya harapan tercapainya kesepakatan tarif antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Hal ini disampaikan oleh analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, pada Senin (15/7), di Jakarta.

Meski demikian, Lukman mengingatkan bahwa potensi penguatan tersebut masih terbatas, bahkan bisa saja berubah menjadi tekanan pelemahan. “Hal ini karena pelaku pasar tengah menantikan arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan FOMC mendatang yang diprediksi akan tetap bersikap hawkish,” jelasnya.

Dikutip dari Sputnik, kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa mencakup pembebasan tarif (zero tariffs) untuk sejumlah produk strategis seperti pesawat beserta komponennya, bahan baku penting, beberapa jenis bahan kimia, obat generik, alat semikonduktor, produk pertanian tertentu, dan komoditas sumber daya alam lainnya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa akan meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG), minyak, serta bahan bakar nuklir dari Amerika Serikat. Langkah ini bertujuan untuk memperluas sumber energi dan memperkuat ketahanan energi di kawasan Eropa.

Ia menambahkan bahwa nilai impor energi dari AS diperkirakan mencapai 750 miliar dolar AS dalam tiga tahun, atau sekitar 250 miliar dolar AS per tahun.

Namun demikian, peluang rupiah untuk terus menguat tetap dibayangi oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan segera memangkas suku bunga. Gubernur bank sentral AS pun diprediksi akan mempertahankan retorika tegas terkait pengendalian inflasi.

Sejumlah data ekonomi utama AS juga mendukung kekuatan dolar, seperti laporan tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP), angka inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures), serta pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II yang diperkirakan menunjukkan penguatan.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang Rp16.250 hingga Rp16.400 per dolar AS.

Adapun pada pembukaan perdagangan Senin pagi, rupiah tercatat mengalami pelemahan tipis sebesar 9 poin atau sekitar 0,06 persen, dari Rp16.320 menjadi Rp16.329 per dolar AS.

Related Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top