PALANGKA RAYA, KTV – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah melalui Penyelenggaraan Pembinaan Mental dan Kerohanian Kristen/Katolik melaksanakan Ibadah Oikumene bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pembinaan mental dan kerohanian bagi ASN Kristen/Katolik ini bertujuan membentuk pribadi ASN yang memiliki integritas, keteladanan, dan semangat pelayanan yang tulus. Kegiatan ini turut diikuti oleh para pensiunan purna tugas di Aula Dinas Ketahanan Pangan Prov Kalteng, Jl.Willem A.S.No.9, Palangka Raya, (Rabu,14/10).
Kepala Dinas TPHP Prov Kalteng, Rendy Lesmana, yang diwakili oleh Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nina Ariani menyampaikan bahwa pembinaan mental dan kerohanian ini, bertujuan membentuk karakter ASN Kristiani yang kuat, bersikap jujur, rendah hati, dan berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat sebagai wujud nyata iman dalam tindakan. Sebagai instansi teknis yang menjalankan tugas dan fungsi di bidang pembangunan pertanian, hendaknya kita dapat berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya kegiatan teknis pertanian saja, namun juga mempertajam nilai spiritual kerohanian sebagai pondasi dalam menghadapi berbagai tantangan dan tekanan pekerjaan. ASN mampu bekerja bukan hanya untuk memenuhi kewajiban, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan dan negara, “ujarnya.
Dalam renungan rohani, Ketua Majelis Resort GKE Palangka Raya Hulu, Agustinus Bamonturu sebagai Pendeta Pelayanan Firman membagikan pemahaman dan makna rohani Kolose 3:23 “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” serta Pengkhotbah 3:22 “Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia daripada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itulah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?” Melalui firman ini, ASN diingatkan tentang pekerjaan dan pengabdian yang dijalankan sehari-hari bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban kedinasan, melainkan sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. ASN Dinas TPHP dan Dinas Ketahanan Pangan Prov Kalteng dipanggil untuk bekerja dengan integritas, dedikasi, dan sukacita, sehingga kehadirannya di tengah masyarakat dapat menjadi teladan dalam pelayanan publik., “tutur Agustinus Bamonturu.
Salah satu pensiunan purna tugas Dinas Ketahanan Pangan Prov Kalteng, Kristian Tamus menyampaikan apresiasinya atas kebersamaan dan kasih persaudaraan dalam bentuk persekutuan Oikumene Pemprov Kalteng yang dimulai sejak tahun 1985. Sebagai pionir ibadah bagi ASN Kristen, dilaksanakan pada hari Jumat tiap awal bulan, mendorong terselenggaranya ibadah yang sama oleh Biro Keuangan Setda Prov Kalteng. Seiring waktu, dalam perkembangannya saat ini menjadi Ibadah Gabungan ASN Prov.Kalteng. Perkembangan ini bagaikan mozaik yang memancarkan warna-warni keindahan yang diikat oleh benang-benang yang kuat. Itulah figur pemimpin-pemimpin kita yang dapat mempersatukan meskipun dalam perbedaan. Secara alami, benang-benang pemersatu secara individu akan berkurang daya rekatnya, namun kita meyakini akan lahir dengan kerelaan menyediakan diri sebagai perekat pemersatu generasi selanjutnya. Saat ini Oikumene Dinas TPHP memasuki usia 39 tahun, “ ungkap Kristian Tamus.
Hakikatnya pembinaan mental dan kerohanian melalui Ibadah Oikumene ASN, memperkuat integritas moral, serta semangat untuk melayani masyarakat dengan rendah hati dan penuh kasih. Selain itu juga menjadi sarana penguatan spiritual agar ASN mampu menghadapi tantangan pekerjaan dengan bijaksana, menjaga keseimbangan antara tanggung jawab kedinasan dan panggilan iman, serta menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. ASN Dinas TPHP dan DKP Prov Kalteng dapat menjadi berkat bagi lingkungan kerja, masyarakat, dan bangsa. Termasuk tantangan dalam memahami perbedaan karakter dan budaya di antara sesama ASN. Keanekaragaman bahasa daerah di antara ASN Pemprov Kalteng tidak menjadi penghalang dalam bekerja, justru menjadi kekayaan bahasa yang patut kita syukuri, karena falfasah Huma Betang menjunjung tinggi keberagaman. Seperti pujian yang kita nyanyikan dalam tiga versi bahasa Dayak, Batak dan Indonesia,” ucap pemimpin pujian Oikumene.(**)