JAKARTA, KTV – Badan Pangan Nasional (NFA) terus menggaungkan pentingnya konsumsi pangan lokal yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal, menegaskan bahwa Indonesia tak perlu bergantung pada pangan impor untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Menurutnya, sumber daya lokal yang melimpah dapat dimaksimalkan untuk mendorong pola makan sehat dan membangun kemandirian pangan berbasis budaya.
“Pangan lokal tidak hanya menyehatkan, tapi juga memperkuat identitas dan ekonomi daerah,” ujar Rinna pada Sabtu (12/4/2025).
Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis kearifan lokal agar lebih mudah diterima masyarakat. Efektivitas program ini diukur melalui Skor Pola Pangan Harapan (PPH), yang menjadi tolok ukur keseimbangan konsumsi masyarakat.
Rinna mendorong pemerintah daerah menjadikan skor PPH sebagai acuan dalam merancang kebijakan pangan. Hal ini diperkuat dengan hadirnya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal.
Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan transformasi pola konsumsi nasional. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha sangat krusial untuk mengedukasi masyarakat, memantau gizi, serta mengantisipasi kerawanan pangan.
“Dengan gotong royong dan inovasi, pangan lokal bisa menjadi kekuatan utama untuk mencetak generasi yang sehat, mandiri, dan berdaya saing,” tegas Arief.