JAKARTA, KTV – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal akibat banjir di Bali kembali bertambah. Dari sebelumnya 14 orang kini menjadi 16 orang, setelah satu korban hilang berhasil ditemukan pada Kamis (10/9/2025) sore.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hingga kini masih ada satu orang yang belum ditemukan. “Satu korban masih dalam pencarian,” ujarnya.
Rincian korban jiwa terdiri dari 10 orang di Kota Denpasar, tiga di Kabupaten Gianyar, dua di Jembrana, dan satu di Badung. Proses pencarian korban yang masih hilang melibatkan sekitar 125 personel gabungan dan difokuskan pada beberapa lokasi terakhir yang diduga menjadi tempat keberadaan korban.
Menurut laporan tim lapangan, sebagian besar wilayah Bali yang sempat terendam kini sudah mulai surut. Upaya yang sedang dilakukan meliputi pencarian korban hilang, pembersihan sisa material banjir, serta penyedotan genangan, termasuk di area basemen Pasar Badung. “Kondisi di Bali perlahan kembali normal dan terkendali,” jelas Abdul.
Hujan dengan intensitas tinggi yang dipicu oleh gangguan gelombang ekuatorial Rossby sejak Selasa (9/10) menjadi penyebab utama banjir dan longsor di berbagai daerah. BPBD Provinsi Bali mencatat lebih dari 120 titik banjir dan 18 titik longsor. Denpasar menjadi daerah terparah dengan 81 titik banjir, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, serta wilayah lain seperti Tabanan, Karangasem, Jembrana, dan Klungkung.
Dari peristiwa ini, sebanyak 562 warga mengungsi ke berbagai lokasi sementara, termasuk sekolah, balai desa, mushola, dan banjar. Untuk mendukung kebutuhan dasar para penyintas, BNPB telah menyalurkan bantuan berupa 200 selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, dua tenda pengungsian, satu perahu karet, dan tiga pompa air.
Selain bantuan logistik, BNPB juga memastikan adanya dukungan dana stimulan dari pemerintah pusat bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat akibat banjir dan longsor ini.