BANJARBARU, KTV – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) meluncurkan program Gelar Darling sebagai langkah nyata dalam menekan angka stunting serta persoalan gizi di kalangan pelajar dan remaja.
Kepala DP3AKB Kalsel, Husnul Hatimah, menjelaskan bahwa program inovatif ini diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah gizi, mulai dari kekurangan gizi, obesitas, hingga defisiensi zat gizi mikro seperti anemia.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan kondisi yang cukup mengkhawatirkan di Kalsel. Sebanyak 30,4 persen remaja usia 13–15 tahun mengalami stunting, sementara pada usia 16–18 tahun angkanya mencapai 28,8 persen. Kasus wasting tercatat 11,5 persen untuk usia 13–15 tahun dan 11,1 persen pada usia 16–18 tahun. Tidak hanya itu, prevalensi obesitas mencapai 14,5 persen pada usia 13–15 tahun dan 12,9 persen pada usia 16–18 tahun. Sementara anemia ditemukan pada lebih dari 34 persen siswa kelas 7 dan 10.
Menurut Husnul, perbaikan status gizi remaja sangat penting di tengah momentum bonus demografi yang akan dialami Indonesia. “Upaya pencegahan masalah gizi pada remaja merupakan investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi unggul. Remaja sehat adalah modal besar bagi masa depan bangsa,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).
Melalui Gelar Darling, DP3AKB Kalsel mengajak seluruh pihak untuk menumbuhkan kesadaran pola hidup sehat. Program ini dirancang melibatkan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, sekolah, hingga mitra swasta, agar gerakan peduli stunting dan gizi dapat dijalankan secara berkesinambungan.
“Kita ingin gerakan ini tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial, tetapi benar-benar menjadi gaya hidup di kalangan pelajar. Dengan begitu, remaja bisa menjadi motor penggerak sekaligus agen edukasi bagi teman sebaya mereka,” tambahnya.
DP3AKB Kalsel menegaskan bahwa Gelar Darling bukan sekadar program jangka pendek, tetapi langkah awal membangun generasi sehat, cerdas, dan kompetitif yang siap menyambut tahun emas bonus demografi 2030.
Husnul pun menutup dengan ajakan kolaborasi. “Mari kita bergerak bersama. Kebaikan yang kita lakukan hari ini akan memberikan manfaat luas, tidak hanya bagi generasi sekarang, tetapi juga untuk masa depan Kalimantan Selatan dan Indonesia.”