KALSEL, KTV — Dalam rangka memperluas jangkauan layanan keuangan dan memperkuat kedaulatan ekonomi nasional, Bank Indonesia (BI) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali melaksanakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025, yang menyasar wilayah-wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T) di Kalimantan Selatan.
Pemberangkatan tim ekspedisi dilakukan di Pelabuhan Penumpang Trisakti Banjarmasin dan dilepas langsung oleh Gubernur Kalsel, Muhidin, yang turut didampingi unsur Forkopimda, pejabat Bank Indonesia, serta perwakilan dari TNI AL.
“Program ini lebih dari sekadar pengiriman uang. Ini adalah wujud nyata keadilan ekonomi dan penguatan kehadiran negara hingga ke pelosok Nusantara,” ujar Gubernur dalam sambutannya, menegaskan dukungan penuh Pemprov Kalsel.
Kepala Perwakilan BI Kalsel, Fadjar Majardi, menyampaikan bahwa ekspedisi tahun ini mengusung tiga misi utama, yaitu: memastikan ketersediaan uang Rupiah layak edar, meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap Rupiah, serta mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS.
Sebanyak Rp6 miliar uang tunai dibawa dalam ekspedisi ini untuk melayani penukaran uang lusuh di lima pulau tujuan, yakni Pulau Matasiri, Marabatuan, Kerayaan, Kerasian, dan Laut Timur.
TNI AL melalui KRI Hiu-634 memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan misi ini. Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, Asisten Operasi KSAL, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari sinergi bela negara untuk menjaga eksistensi Rupiah di seluruh pelosok tanah air.
“Rupiah adalah identitas negara. Dengan kolaborasi ini, kita memastikan simbol kedaulatan tersebut hadir dan diterima di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan ERB 2025 berlangsung selama 6 hingga 12 Agustus 2025, dengan jarak pelayaran mencapai 503 mil laut.
Tak hanya membawa layanan penukaran uang, ekspedisi ini juga menjadi ajang edukasi literasi keuangan, menyasar kalangan pelajar, masyarakat pesisir, hingga pelaku UMKM.
Pemerintah daerah menyambut baik inisiatif ini dan memandangnya sebagai upaya strategis jangka panjang untuk memperkuat struktur ekonomi dan membangun konektivitas yang lebih erat antara negara dan masyarakat di wilayah 3T.