JAKARTA, KTV – PT GTS Internasional Tbk (GTSI), perusahaan yang bergerak di bidang transportasi gas alam cair (LNG), mengumumkan rencana pengadaan tiga kapal tambahan sebagai bagian dari strategi ekspansi mereka pada tahun 2025/2026.
Langkah ini diambil untuk memperkokoh peran perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional, terutama melalui pengangkutan LNG yang efektif dan ramah lingkungan.
“Kami telah menyelesaikan kajian strategis atas kebutuhan armada dan tren pasar masa depan. Melihat prospek sektor LNG serta pergeseran ke arah energi terbarukan, kami mantap menambah armada baru sebagai penguatan operasional,” kata Direktur Utama GTSI, Ari Ashkara, dalam pernyataan resmi di Jakarta, Jumat.
Ia menekankan bahwa investasi ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk menjadi penyedia logistik energi yang handal dan kompetitif.
“Kapal-kapal yang akan ditambahkan dirancang sesuai standar internasional, dengan efisiensi tinggi dan memperhatikan kepatuhan terhadap aturan lingkungan hidup,” tambah Ari.
Ari juga mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, GTSI menjalankan konsolidasi yang berhasil menjaga kekuatan finansial serta efisiensi di tengah kondisi pasar energi global yang fluktuatif.
“Kami mampu mempertahankan stabilitas keuangan dan margin keuntungan, sambil terus meningkatkan kapasitas layanan demi keberlangsungan jangka panjang,” jelasnya.
Dengan fokus pada pengembangan berkelanjutan, manajemen keuangan yang solid, dan arah bisnis yang jelas, GTSI optimis menghadapi dinamika industri energi global di masa depan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), para pemegang saham menyetujui seluruh agenda, termasuk Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2024.
RUPST juga menyetujui dividen final tahun buku 2024 yang telah dibagikan pada 30 Januari 2025 sebagai dividen resmi. Selain itu, Dewan Komisaris diberi mandat untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan keuangan tahun 2025, dengan berkonsultasi pada pemegang saham utama.
Rapat juga mengesahkan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum dan menetapkan cadangan wajib sebesar 100.000 dolar AS, sesuai regulasi. Selain itu, Dewan Komisaris diberikan kewenangan untuk menetapkan gaji dan tunjangan bagi Direksi dan Komisaris untuk tahun buku 2025, setelah berkoordinasi dengan pemegang saham utama.