KUKAR, KTV – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kutai Kartanegara terus menunjukkan dedikasinya sebagai garda terdepan dalam menangani berbagai kondisi darurat. Tak hanya fokus pada pemadaman api, Damkar juga aktif dalam evakuasi ular, penanganan pohon tumbang, hingga aksi sosial lainnya—semuanya dilakukan tanpa biaya.
Kepala Damkar Matan Kukar, Fida Hurasani, menyampaikan pada Rabu, 21 Mei 2025, bahwa layanan Damkar bersifat inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan. Sejak perubahan nomenklatur pada 2019/2020, tugas Damkar semakin luas dengan pos pelayanan aktif di berbagai wilayah Kukar, meskipun tantangan seperti keterbatasan armada dan personel masih dihadapi.
Saat ini, sekitar 700 relawan turut mendukung operasional di 20 kecamatan, dengan 400 di antaranya telah terdaftar resmi di Kemendagri. Para relawan ini telah dibekali pelatihan dasar untuk memberikan respon cepat sebelum tim Damkar tiba.
“Kami sangat terbantu oleh relawan, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Mereka adalah ujung tombak di lapangan,” ujar Fida. Ia menambahkan bahwa Damkar juga kerap menangani kasus non-kebakaran, seperti penyelamatan warga, hewan, hingga evakuasi dalam kasus kriminal, dengan tetap berkoordinasi lintas instansi.
Terkait pemadaman api, keterbatasan pasokan air menjadi tantangan utama karena kapasitas tangki mobil terbatas. Strategi difokuskan pada pembasahan area sekitar untuk mencegah api meluas, sambil terus mengedukasi masyarakat mengenai hal ini.
Fida berharap ke depan proses rekrutmen personel lebih selektif dan relawan bisa dipersiapkan menjadi petugas tetap. “Kami ingin Damkar Matan Kukar menjadi mitra masyarakat, bukan sekadar pemadam, tapi penyelamat dalam berbagai situasi,” pungkasnya.